Rabu, 03 Desember 2014

pengaruh kondisi kelas terhadap pembelajaran siswa



PENGARUH KONDISI KELAS TERHADAP PEMBELAJARAN SISWA

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 1 di MI NU Pucang Rejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal pada materi yang disampaikan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada bab “mendengarkan dongeng” masalah yang dihadapi adalah guru kurang bisa mengusai kelas sehingga banyak peserta didik yang tidak memperhatikan. Kurangnya komunikasi antara guru dengan peseta didik menyebabkan sulitnya guru dalam mengkondisikan kelas, Selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung para peserta didik sudah cukup kondusive ,walaupun masih sedikit banyak masih terdapat  satu atau dua orang anak yang gaduh dan tidak bisa diam ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, namun hal itu masih tergolong dalam hal yang wajar. Para peserta didik sudah cukup aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar, dimana ketika guru menunjuk beberapa peserta didik untuk maju membacakan cerita dongeng para peserta didik langsung apresiatif.
Pengaruh kelas terhadap pembelajaran sangatlah penting dimana jika kelas itu damai dan tidak gaduh peserta didik akan mudah dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru dan begitu juga sebaliknya jika kelas itu tidak bisa dikondisikan dalam arti gaduh peserta didik dalam memahami pelajaran tidak bisa seluruhnya dapat mengusai pelajaran yang diberikan oleh guru. Selama proses kegiatan belajar mengajar pada saat observasi di MI NU Pucang Rejo Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal guru belum bisa mengusai kelas sehingga guru berada di depan kelas terus, sehingga hanya peserta didik yang ada di depan saja yang memperhatikan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya komunikasi antara guru dengan peseta didik sehingga menyebabkan sulitnya guru dalam mengkondisikan kelas. Hal itu sangat jelas menganggu dalam kegiatan proses belajar mengajar dimana seharusnya peserta didik bisa lebih cepat menjawab soal atau pertanyaan yang diberikan oleh seorang guru karena kurangnya guru dalam pengusaan kleas akan memakan waktu lebih lama  dalam proses pemahaman peserta didik itu sendiri dan juga tidak bisa mengefesiensi waktu secara baik.
Sesuai dengan kurikulum yang terbaru, yakni kurikulum 2013 menekan bahwa yang berkembang sekarang guru tidak sebagai pusat dalam proses belajar mengajar melainkan, para peserta didik yang menjadi pusat dalam proses kagiatan belajar mengajar. Dimana seorang guru hanya sebagai fasilitator. Oleh karena itu, seorang guru harus bisa sekreatif mungkin dalam kegiatan belajar mengajar dimana harus bisa bagaimana caranya untuk memahamkan para peserta didik.
Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru pula. Baik yang berkenaan dengan sarana dan prasarana, termasuk juga dalam mengkondisikan kelas. Untuk itu, diperlukan tenaga pengajaran yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang lebih memadai, diperlukan kinerja dan sikap yang baru, administrasi yang lebih teratur, Permasalahan pokok dan cukup mendasar adalah sejauh manakah kesiapan guru-guru dalam menguasai penggunaan media pendidikan dan pengajaran di sekolah untuk pembelajaran siswa secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Semakin maju perkembangan masyarakat dan ekslarasi teknologi modern, maka semakin besar dan berat tantangan yang dihadapi guru sebagai pendidik dan pengajar di sekolah. Sedikitnya ada empat tantangan yang dihadapi oleh guru dewasa ini, antara lain:
1.      Apakah guru tersebut telah memiliki pengetahuan atau pemahaman dan pengertian yang cukup dalam hal penguasaan kelas
2.      Apakah guru telah memiliki ketrampilan tentang cara mengkondisikan kelas agar dalam proses belajar mengajar di kelas peserta didik tidak bosan
3.      Apakah guru mampu membuat sendiri cara agar dapat mengkondisikan kelas secara baik
4.      Apakah ia telah memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang administrasi media pendidikan

Tidak dapat dihindarkan bahwasanya dalam mengkondisikan kelas adalah masalah terbesar bagi seorang guru, baik pengaruh dan solusinya, karenanya jika kelas itu damai dan tidak gaduh peserta didik akan mudah dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru dan begitu juga sebaliknya jika kelas itu tidak bisa dikondisikan dalam arti gaduh peserta didik dalam memahami pelajaran tidak bisa seluruhnya dapat mengusai pelajaran yang diberikan oleh guru. Begitu pentingnya dalam hal mengkondisikan kelas guru hanya bisa berusaha meminimalisir hal tersebut. Berdasarkan hal tersebut pendidikan guru dalam mengajar sangat penting dalam upaya mencapai keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh sebab itu, guru harus mempunyai ketrampilan dalam memilih dan menggunakan media pendidikan dan pengajaran. Di samping itu perlu dilakukan latihan-latihan praktik yang kontinyu dan sistematis, baik dalam bidang pre-service maupun in-service training.
Solusi yang harus dilakukan oleh guru atau pengajar:
a.       Untuk mengatasi kelas yang gaduh dengan mengatur tempat duduk siswa. Siswa yang membuat kegaduhan jangan dikelompokkan lagi dengan teman yang lainnya, tempatkan siswa yang gaduh tersebut pada posisi depan sehingga mudah untuk guru memantau anak tersebut jika berbuat keributan lagi.
b.      Pada awal pembelajaran, berikanlah permainan kepada anak didik misalnya : bertepuk tangan, tebak-tebakan, bernyanyi bersama, bercerita, kuis berhadiah dll.
c.       Membuat  materi pembelajaran yang menarik bagi anak, buatlah suasana yang menggembirakan peserta didik saat menerima pelajaran, agar mereka tidak mudah bosan.
d.      Sejak awal masuk kelas penampilan seorang guru harus menarik, dengan wajah yang berseri, baju yang rapi, sepatu yang bersih, sampai dengan tutur kata yang menarik, kemudian kuasai materi pelajaran secara mendalam, dan dengan memberikan perhatian khusus kepada para peserta didik, jangan membedakan anatara yang satu dengan yang lainnya, seorang guru harus bersikap adil, dan selalu memberikan penghargaan dan motivasi kepada anak.
e.       Sebagai seorang guru kita harus bisa masuk kedalam dunia anak, begitu juga sebaliknya kita harus bisa mengajak anak untuk masuk ke dalam dunia kita.
f.       Dengan melakukan pendekatan terhadap peserta didik, dan apapun pendekatannya jangan sampai melupakan kurikulum 2013.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar