LANGKAH-LANGKAH PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
I.
PENDAHULUAN
Setiap penulis memiliki
langkah-langkah tersendiri dalam mengekspresikan pemikiran mereka ke dalam
bentuk karya tulis atau karangan. Namun tidak semua karya tulis di sini
dinamakan karya ilmiah, sebab tidak semua proses berpikir adalah berpikir
ilmiah. Karya ilmiah ditulis dan disusun secara sistematis menurut aturan dan
kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah. Secara umum dapat dibedakan
dua pola pikir, yakni berpikir deduktif dan berpikir induktif. Berpikir ilmiah
berarti menggabungkan keduanya, berpikir deduktif dan berpikir induktif.
Karya ilmiah merupakan suatu karya
atau tulisan yang berasal dari hasil pengamatan, penelitian, dan pemikiran
seseorang yang ditulis secara sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Untuk itu, karya ilmiah harus ditulis secara akurat berdasarkan
kebenaran dari fakta yang objektif.
Langkah-langkah umum menyusun karya
tulis ilmiah itu sendiri adalah penguatan mental untuk mengaranng, menentukan topik,
mengabstraksi ide-ide dasar yang dituangkan dalam bentuk garis-garis besar,
memformulasi isu-isu yang paling menggugah rasa ingin tahu pembaca, mengkaji
teori, menggali data lapangan, mengolah data,
serta menarik kesimpulan dari penelitian yang kita lakukan.
Dengan uraian berikut, diharapkan
penulis tidak bingung harus memulai dari mana dan bagaimana langkah-langkah penulisan karya ilmiah selanjutnya.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A.
Bagaimana cara mempersiapkan ide dasar karya tulis
ilmiah?
B.
Bagaimana cara merumuskan masalah?
C.
Bagaimana cara mengkaji teori?
D.
Bagaimana cara menggali data lapangan?
E.
Bagaimana cara mengolah data?
F.
Bagaimana cara menarik kesimpulan?
III.
PEMBAHASAN
A. Mempersiapkan Ide Dasar Karya Tulis Ilmiah
Tulisan bisa lahir karena
adanya ide. Ide dapat diperoleh melalui berbagai cara. Kita bisa mendapatkan
ide melalui mata dengan cara mengamati dan melihat. Telinga dapat digunakan
untuk mendengarkan sesuatu yang nantinya dapat menjadi ide. Demikian pula
ketika kita merenung dan berpikir nanti akan memunculkan ide. Ide yang baik
diharapkan menjadi tulisan yang baik.
Untuk itu, perlu diketahui
kriteria ide yang dapat menjadikan tulisan yang baik. Kriteria tersebut adalah:
1.
Ide itu bermanfaat bagi
masyarakat pada umumnya. Ide yang bermanfaat itu antara lain mampu memberikan
pencerahan kepada sebagian besar masyarakat dan syukur bisa menjadi solusi atas
masalah yang dihadapi masyarakat.
2.
Objek yang ditulis itu
benar-benar dikuasai penulis. Penguasaan materi seseorang pada bidang tertentu
dapat diketahui pada kedalaman dan ketajaman analisis yang ditulis.
3.
Ide yang akan dituangkan
dalam tulisan itu memiliki kelebihan dari tulisan lain meskipun tema dan
objeknya sama. Kelebihan-kelebihan itu bisa dalam gaya bahasa, system
penulisan, format buku, cara pengungkapan ide, ketenaran nama, dan lain-lain.
4.
Gagasan itu merupakan
sesuatu yang aktual. Aktualitas
naskah tulisan juga menjadi pertimbangan tersendiri bagi penulis. Untuk itu,
disini penulis harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan fenomena
masyarakat dari hari ke hari.
5.
Penulis memiliki kemauan dan
kemampuan. Kemauan merupakan modal utama bagi seseorang untuk melakukan
kegiatan tulis menulis. Selain kemauan, untuk menulis buku diperlukan
kemampuan. Kemampuan menulis disini tidak berarti bahwa menulis itu bakat. Sebab
bakat itu sendiri baru diketahui apabila seseorang berani mencoba dan berlatih
terus menerus. Maka bisa dikatakan bahwa menulis itu “bisa karena biasa”.[1]
Untuk memulai sebuah tulisan ilmiah,
kita memerlukan sebuah ide, topik, dan judul sebagai pokok bahasan yang
membatasi fokus tulisan kita. Batasan bahasan diperlukan agar kita dapat fokus
pada suatu topik tertentu saja. Dengan begitu kita akan dapat menyajikan
pembahasan yang padat, tetapi berisi, singkat, namun tajam, spesifik, tetapi
berkualitas.[2]
B. Merumuskan Masalah
Sebelum merumuskan masalah ada beberapa langkah yang
harus ditempuh ada tiga, yaitu:
1.
Identifikasi masalah
Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab melalui
penelitian selalu ada tersedia dan cukup banyak, tinggallah si peneliti
mengidentifikasina, memilihnya, dan merumuskannya. Hal-hal yang dapat menjadi
sumber masalah adalah:
a.
Bacaan
b.
Seminar, diskusi, pertemuan ilmiah
c.
Pengamatan spintas
d.
Pengalaman pribadi
e.
Perasaan intuitif
2.
Pemilihan masalah
Setelah masalah di identifikasi belum merupakan jaminan
bahwa masalah tersebut layak dan sesuai untuk diteliti. Biasanya, dalam usaha
mengidentifikasikan atau menemukan masalah penelitian diketemukan lebih dari
satu masalah. Pertimbangan untuk memilih atau menentukan apakah suatu masalah layak
dan sesuai untuk diteliti. Pada
dasarnya dilakukan dari dua arah, yaitu: dari arah masalahnya dan dari arah si calon peneliti.
3.
Perumusan masalah
Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini
penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-langkah
selanjutnya. Tidak ada aturan umum mengenai cara merusmuskan masalah itu, namun
disarankanhal-hal berikut ini:
a.
Masalah hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya.
b.
Rumusan itu hendaklah padat dan jelas.
c.
Rumusan itu hendaklah memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan
data guna menjawab pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.[3]
Menurut Jonathan Sarwono dalam bukunya pintar
menulis karangan ilmiah memaparkan cara menemukan masalah yang akan dikaji
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
1.
Kita dapat melihat hasil kesimpulan dan rekomendasi hasil tulisan atau
riset yang pernah dilakukan oleh orang lain.
2.
Kita dapat menemukan masalah dengan cara membaca teori yang berkaitan
dengan topik yang akan dikaji.
Agar kita data menrumuskan
masalah dengan baik maka ada beberapa cara untuk dipelajari diantanya sebaggai
berikut :
a)
Tulis judul masalah: judul
ini hendaknya cukup singkat tetapi mencakup inti masalah pokok.
b)
Tulis alasan dan tujuan mengapa kita memilih untuk
memcahkan masalah itu.
c)
Perkataan-perkataan inti
atau istilah- istilah pokok yang terdapat didalam judul masalh perlu kita
berikan perumusannya agar tidak terdapa kesimpang siuran tentang
kesimpangsiuran tentang pengertian-pengertian tersebut
d)
Cantumkan pokok pikiran kita
yang menjadi landasan atau yang dijadikan titik tolak dalam mendkati masalah
itu.[5]
Setelah kita memahami konteks lingkungan masalah yang akan
dikaji, selanjutnya adalah proses spesifikasi masalah. Untuk melakukan proses
spesifikasi masalah, dapat dimulai dari pernyataan yang bersifat umum, kemudian
menuju komponen-komponen yang lebih spesifik.
Masalah umum: Kita ingin mengkaji masalah produk HP Nokia
Communicator. Komponen-komponen yang spesifik, antara lain masalah fitur,
harga, kualitas, target pasar, layanan purna jual, dan lainnya. Oleh karena
itu, rumusan masalah yang layak untuk diteliti adalah:
1) Apa saja fitur-fitur baru yang
terdapat dalam HP Nokia Communicator?
2) Apakah kualitas produk menjadi
pertimbangan utama bagi calon pembeli dari kalangan atas?
3) Siapa saja target pasar untuk produk
tersebut?
4)
Bagaimana agar produk tersebut mampu menarik minat konsumen
di pasaran?[6]
C. Mengkaji Teori
Teori dan hipotesa adalah dua
pengertian yang terlebih dahulu harus dipahami sebaik-baiknya di dalam
mempelajari dasar-dasar penelitian suatu karya ilmiah. Teori dibutuhkan sebagai
pegangan-pegangan pokok secara umum, sedangkan hipotesa dibutuhkan sebagai
penjelasan problematika yang dicarikan pemecahan.
Seorang ahli ilmu pengetahuan tidak
hanya bertujuan menemukan fakta, tetapi menemukan prinsip-prinsip yang terletak
dibalik fakta prinsip utama yang dicari ialah dalil, yakni generalisasi atau
kesimpulan yang berlaku umum. Dengan dalil ini ahli tersebut melanjutkan
penyelidikannya untuk meramalkan rangkaian peristiwa berikutnya. Tentu saja
diperlukan sejumlah data untuk dipakai sebagai pertimbangan penyimpulan sebuah
dalil. Akan tetapi sekumpulan data saja belum memberi jalan yang lapang pada
penyelidik, karena data baru mempunyai arti dan guna bila tersusun dalam satu
sistem pemikiran yang disebut teori.[7]
D. Menggali Data Lapangan
Metode pengumpulan data adalah bagian instrument
pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian.
Macam-macam metode pengumpulan data antara lain:
1.
Metode angket
Metode angket merupakan serangkaian atau daftar
oertanyaan yang disusun secara sistematis kemudian dikirim untuk diisi oleh
responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali kepada pemiliknya. Dari bentuk
isi angket dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu:
a.
Angket langsung tertutup adalah
angket yang dirancang sedemikian rupa untuk merekam data tentang keadaan yang
dialami oleh responden sendiri kemudian alternative jawaban yang harus dijawab
responden telah tertera dalam angket tersebut.
b.
Angket langsung terbuka adalah
daftar pertanyaan yang dibuat sepenuhnnya memberikan kebebasan pada responden
untuk menjawab tentang keadaan yan dialami sendiri, tanpa ada alaternatif jawaban
dari peneliti.
c.
Angket tak langsung tertutup. Bentuk angket tak langsung tertutup dikonstruksi dengan maksud untuk
menggai atau merekam data mengenai apa yang diketahui responden perihal objek
dan subjek tertentu, serta data tersebut tidak dimaksud perihal mengenai diri
responden bersangkutan. Disamping itu, alternative jawaban tela disiapkan
sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sesuai untuk dipilih.
d.
Angket tak langsung terbuka. Bentuk
angket dikondtruksi dengan ciri-ciri yang sama dengan angket langsung terbuka,
serta disediakan kemungkinan atau alternative jawaban sehingga responden harus
memformulasikan sendiri jawaban yang dipandang sesuai.
2.
Metode wawancara
Wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden. Bentuk-bentuk wawancara antara lain:
a.
Wawancara sistematik adalah
wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu pewawancara mempersiapkan
pedoman tertulis tentang apa yang hendak ditanyakan kepada responden.
b.
Wawancara terarah. Wawancara
terarah sedikit lebih formal dan sistematik bila dibandingkan dengan wawancara
mendalam, etapi masih jauh tidak formal dan tidak sistematik bila dibndingkan
dengan wawancara sistematik
3.
Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian
manusia dengan menggunkan panca indra sebagai alat bantu utamanya selain
pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Bentuk-bentuk
obseervasi antara lain:
a.
Observasi langsung adalah
pengamatan yang dilakukan secara langsung pada objek yang diobservasikan.
b.
Observasi berstruktur. Observasi berstruktur biasanya disebut juga denga
pengamatan sistematik, dimana peneliti secara lebih leluasa dapat menentukan
perilaku apa yang akan diamatipada awal kegiatan pengamatan, agar permasalahan
dapat dipecahkan.
c.
Observasi tidak berstruktur. Observasi
yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi, dengan demikian pengamat
harus mampu secara pribadi mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati
suatu objek.[8]
E. Mengolah Data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah
pengumpulan data dilaksanakan. Pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan
melalui beberapa tahap, yaitu: memeriksa (editing), proses pemberian
identitas (coding), dan proses pembeberan (tabulating).
1. Editing
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai menghimpun
data dilapangan. proses editing dimulai dengan memberi identitas pada instrumen
penelitian yangtelah terjawab. Kemudian memeriksa satu persatu lembaran
instrument pengumpulan data, kemudian memeriksa poin-poin serta jawaban yang
tersedia.
2. Pengkodean
Pengkodean ini mengunakan dua cara, pengkodean
frekuensi dan pengkodean lambang. Pengkodean frekuensi digunakan apabila
jawaban pada poin tertentu memilikibobot atau arti frekuensi tertentu.
Sedangkan pengkodean lambang digunakan pada poin yang tidak memiliki bobot
tetentu.
3. Tabulasi
Tabulasi adalah bagian terakhir daripengolahn data.
Maksud tabulasi adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur
angka-angka serta menghitungnya. Ada dua jenis tabel yang bisa dipakai dalam
penelitian social, yaitu tabel data dan tabel kerja. Tabel data adalah tabel
yang dipakai untuk mendiskripsikan data sehingga peneliti mudah untu memahami
struktur dari sebuah data, sedangkan tabel kerja adalah tabel yang dipakai
untuk manganalisis data yang tertuang dalam tabel.[9]
F. Menarik Kesimpulan
Dalam menarik kesimpulan tidaklah dibenarkan bila
kita menarik sesuatu kesimpulan yang sebenarnya merupakan barang “baru”, yaitu
dalam arti bahwa yang tadinya dibahas dalam penguraian lalu muncul sebagai
kesimpulan, apalagi kesimpulan utama. Memang ada suatu kesempatan dimana
penulis mengungkapkan tanggapan atau pendapatnya sendiri terhadap suatu yang
dirumuskan, tetapi kita juga harus cermat dalam mengemukakan pendapat tersebut
sebab banyak sedikitnya karangan itu mencerminkan hasil pemikiran dan
kematangan penulis.
Untuk menulis bab kesimpulan ini, kita dapat memulai
dengan lebih dahulu menguraikan secara garis besar problematik karangan dan membuat ikhtisar tentang segala
yang kita uraikan. Kemudian barulah kita menghubungkan setiap kelompok data dengan
problematik. Untuk pada kesimpilan tertentu.
[10]
Bagian pokok yang merupakan
pengarah kegiatan penelitian adalah perumusan problematika atau rumusan
masalah. Di dalam problematika ini peneliti mengajukan pertanyaan terhadap
dirinya tentang hal-hal yang akan dicari jawabnya melalui kegiatan penelitian. Sehubungan
dengan pertanyaan inilah maka peneliti mencoba mencari jawaban sementara yang
disebut hipotesis. Sedangkan kesimpulan yang ditarik berdasarkan data yang
telah dikumpulkan, adalah merupakan jawaban, benar-benar jawaban yang dicari,
walaupun tidak selalu menyenangkan hatinya.
Simpulan atau konklusi
merupakan rangkuman dari ide-ide yang telah disajikan dalam semua tulisan.
Simpulan atau konklusi ini merupakan pemikiran prespektif akhir penulis kepada
pembaca.[11]
IV.
KESIMPULAN
Karya ilmiah merupakan suatu karya
atau tulisan yang berasal dari hasil pengamatan, penelitian, dan pemikiran
seseorang yang ditulis secara sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Langkah-langkah penyusunan karya tulis ilmiah, adalah
sebagai berikut:
a.
Mempersiapkan ide dasar karya tulis ilmiah.
b. Merumuskan masalah.
c. Mengkaji teori.
d. Menggali data lapangan.
e. Mengolah data.
f. Menarik kesimpulan.
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah Langkah-langkah Penulisan Karya Tulis
Ilmiah yang kami susun. Semoga dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
kita tentang Langkah-langkah Penulisan Karya Tulis Ilmiah dalam mata kuliah Karya Tulis Ilmiah. Kritik dan saran yang membangun dari pihak pembaca sangat
kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
[1] Lasa Hs, Menulis
Itu Segampang Ngomong, (Ypgyakarta: Pinus Book Publisher, 2009), hal.
173-177.
[2] Mudrajad
Kuncoro, Mahir Menulis, Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom & Resensi
Buku, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 47.
[8] Burhan
Bungin. METODOLOGI PENELITIAN KUANTATIF. ( Jakarta: Kencana Pernada
Media Group, 2009), hlm. 123-138.
[9] Burhan
Bungin. METODOLOGI PENELITIAN KUANTATIF. ( Jakarta: Kencana Pernada
Media Group, 2009), hlm. 164-168
Tidak ada komentar:
Posting Komentar