Sabtu, 11 Oktober 2014

makalah kepemimpinan






KEPEMIMPINAN

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Dasar-dasar Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu: Drs. Jasuri, M.Pd.


logo

Disusun Oleh:
1.     Siti Khoirunnisa’                             (123911014)
2.     Novi Noviantika                              (123911015)
3.     Ihda Lathifatul I                               (123911016)
4.     Umi Atikah                                      (123911017)
5.     Umi Mahfiratun Nikmah                 (123911018)
6.     Miftakhul Jannah                             (123911019)



FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
 




KEPEMIMPINAN
I.     PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Hidup dalam kelompok tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Jika manusia berjiwa pemimpin, maka akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.

II.    RUMUSAN MASALAH
A.    Apakah Pengertian Kepemimpinan ?
B.    Apa Saja Jenis Kepemimpinan ?
C.    Apa Saja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemimpin ?
D.    Apa Saja Jenis Tipologi kepemimpinan ?

III.     PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam hal ini para bawahannya sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin, meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya. Jika definisi itu disimak dengan cermat akan terlihat tiga hal, yaitu :
1.     Dari seseorang yang menduduki jabatan pemimpin dituntut kemampuan tertentu yang tidak dimiliki oleh sumber daya manusia lainnya dalam organisasi.
2.     Kepengikutan sebagai elemen penting dalam menjalankan kepemimpianan.
3.     Kemampuan mengubah ‘egosentrisme’ para bawahan menjadi ‘organisasi-sentrisme.[1]
Definisi Kepemimpinan menurut Tead Terry Hoyt (dalam Kartono, 2003) adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Kepemimpinan menurut Young (dalam Kartono, 2003) lebih terarah dan terperinci dari definisi sebelumnya. Menurutnya kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki  keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

Dalam teori kepribadian menurut Moejiono (2002) memandang bahwa kepemimpinan tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang kepemimpinan sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).[2]

B.    Jenis Kepemimpinan
Ditinjau dari sumbernya, kepemimpinan dibagi menjadi dua, yaitu:
1.     Kepemimpinan resmi atau status leader, titular leader, atau formal leader (menjadi pemimpinan karena secara resmi/formal diangkat sebagai pemimpin).
2.     Kepemimpinan tak resmi atau emerging leader, real leader, actual leader, fundational leader, atau “recognized leader” (menjadi pemimpin karena bakat dan kemampuan kepemimpinannya).

Ditinjau dari ciri karakteristik pemimpin, kepemimpinan dibagi menjadi 3 (Stephen J. Knezevich) :
1.     Kepemimpinan simbolik (karena ciri karakteristik individu pemimpin: ramah, jujur, bersemangat, kreatif, tabah, bijaksana, cerdas, humoris, lemah-lembut, dan seterusnya. Juga bentuk tubuh menjadi pertimbangan (walaupun hasil penelitian menunjukkan adanya pengecualian: tidak selaluyang tubuhnya tegap gagah).
2.     Kepemimpinan formal (karena posisi, gelar, jabatan, kuasa)
3.     Kepemimpinan fungsional (karena peranan, fungsi, dan kemanfaatannya bagi kelompok: tiada pemimpin tanpa kelompok).[3]

C.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pemimpin
Menurut H. Jodeph Reitz (1981) faktor - faktor yang mempengaruhi efektifitas pemimpin meliputi: kepribadian (personality) pengalaman masalalu dan harapan pemimpin, harapan perilaku atasan, karakteristisk harapan dan perilaku bawahan, dan harapan dan perilaku rekan. Faktor-faktor itu mempengaruhi pimpinan dan bawahan secara timbal balik. Untuk jelasnya dapat digambarkan secara sederhana sebagai berikut:
1.       Kepribadian, pengalama masa lalu dan harapan pimpinan hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dang pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya. Sebagai contoh, jika ia pernah sukses dengan cara menghargai bawahan dalam pemenuhan kebutuhannya, cenderung akan menerapkan gaya kepemimpinan yang berorientasi kepada bawahan/orang.

2.       Pengharapan dan perilaku atasan, sebagai contoh atasan yang secara jelas memakai gaya yang berorientasi pada tugas, cenderung manajer menggunakan gaya itu.
3.       Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan, mempengaruhi terhadap gaya kepemimpinan manajer. Sebagai contoh, karyawan yang mempunyai kemampuan tinggi biasanya akan kurang memerlukan pendekatan yang direktif dari pimpinan.
4.       Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin, sebagai contoh bawahan yang bekerja pada bagian pengolahan data (litbang) menyukai pengarahan yang lebih berorientasi kepada tugas.
5.       Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan. Sebagai contoh, kebijakan dalam pemberian penghargaan, imbalan dengan skala gaji yang ditunjang dengan intensif lain (dana pensiun, bonus, cuti) akan mempengaruhi motivasi kerja bawahan.
6.       Harapan dan perilaku rekan, sebagai contoh manajer membentuk persahabatan dengan rekan-rekan dalam organisasi. Sikap mereka ada yang merusak reputasi, tidak mau kooperatif, berlomba memperebutkan sumber daya, sehingga mempengaruhi perilaku rekan-rekannya.[4]

D.    Tipologi kepemimpinan
Dari berbagai studi tentang kepemimpinan diketahui ada lima tipe pemimpin, masing-masing dengan ciri-cirinya. Lima tipe itu ialah :
a.      Tipe pemimpin yang otoriter
b.     Tipe paternalistic
c.      Tipe laissez faire
d.     Tipe demokratik
e.      Tipe kharismatik

Pentingnya pengenalan berbagai tipe kepemimpinan terletak pada pemahaman ciri-cirinya secara tepat karena ciri-ciri tertentu dapat digunakan pada situasi dan kondisi tertentu dalam menjalankan roda organisasi. Dengan kata lain, agar seseorang yang menduduki jabaatan pemimpin dapat meningkatkan efektivitas kepemimpinannya dengan kemampuan tinggi menghgunakan gaya yang situasional yang artinya gaya yang berbeda pada situasi dan kondisi yang berlainan.
a.      Tipe otoriter
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai orang yang otoriter memiliki ciri-ciri yang pada umumnya negatif. Karena itu tipe ini bukanlah merupakan tipe yang diandalkan, terutama apabila dikaitkan dengan upaya meningkatkan produktivitas kerja, yang antara lain memerlukan suasana yang demokratis. Akan tetapi teori situasional menekankan bahwa dalam kondisi tertentu, seorang pemimpin yang paling demokratik sekalipun mungkin untuk sementara waktu atau dalam menghadapi situasi tertentu atau menghadapi bawahan tertentu, harus menggunakan gaya otoriter untuk kemudian “kembali” ke gaya yang merupakan ciri utamanya, yaitu gaya yang demokratik.
b.     Tipe paternalistik
Pengalaman para praktisi dan penelitian para ahli menunjukkan bahwa banyak pejabat pemimpin dalam berbagai jenis organisasi, termasuk organisasi bisnis, tergolong pada tipe ini; terutama dalam organisasi yang dikelola dengan menggunakan norma-norma “tradisional”. Ciri-cirinya dapat dikatakan merupakan penggabungan antara beberapa ciri negatif dan ciri positif. Berarti agak efektif, penguasaan kiat dan kemampuan menggunakan ciri mana menghadapi situasi yang bagaimana, menjadi sangat penting. Akan tetapi kiat dan kemampuan tersebut hanya bersifat gaya, bukan sebagai ciri; karena sebagaimana ditekankan di muka, tipe ini bukanlah tipe yang ideal dan tidak juga didambakan.


c.      Tipe laissez faire
Tipe ini ditandai oleh ciri-ciri yang mungkin dapat dikatakan ‘aneh’ dan sulit membayangkan situasi organisasional di mana tipe ini dapat digunakan secara efektif.
d.     Tipe demokratik
Tidak sedikit orang yang mendambakan atasan yang tergolong sebagai pemimpin yang demokratik. Bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa tipe inilah yang ideal.
e.      Tipe kharismatik
Dimuka telah disinggung bahwa salah satu faktor yang membedakan seorang manajer dengan pemimpin ialah bahwa seorang manajer adalah seorang kepala yang mempunyai bawahan, sedangkan pemimpin adalah orang yang mempunyai pengikut, terlepas dari apakah  yang bersangkutan berfungsi sebagai pemimpin formal atau informal. Dalam kaitan inilah ciri utama seorang pemimpin yang kharismatik terlihat, yaitu bahwa ia mempunyai daya tarik kuat bagi orang lain sehingga orang lain itu bersedia mengikutinya tanpa selalu bisa menjelaskan apa penyebab kesediaan itu. Para pakar belum sepakat tentang faktor-faktor yang menjadi ‘magnit’ tersebut. Latar belakang biografikal, pendidikan, kekayaan, dan penampilan mungkin ikut berperan, akan tetapi mungkin juga tidak. Karena ketidakmampuan para ahli mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab yang dominan, akhirnya hanya ditekankan bahwa seorang pemimpin yang kharismatik memiliki ‘kekuatan supernatural’ yang tidak dimiliki oleh orang lain.[5]

IV.    KESIMPULAN
       Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam hal ini para bawahannya sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin.
Ditinjau dari sumbernya, kepemimpinan dibagi menjadi dua, yaitu:
1.     Kepemimpinan resmi atau status leader, titular leader, atau formal leader (menjadi pemimpinan karena secara resmi/formal diangkat sebagai pemimpin).
2.     Kepemimpinan tak resmi atau emerging leader, real leader, actual leader, fundational leader, atau “recognized leader” (menjadi pemimpin karena bakat dan kemampuan kepemimpinannya).
Ditinjau dari ciri karakteristik pemimpin, kepemimpinan dibagi menjadi 3 (Stephen J. Knezevich) :
1.     Kepemimpinan simbolik
2.     Kepemimpinan formal (karena posisi, gelar, jabatan, kuasa)
3.     Kepemimpinan fungsional
Yang Mempengaruhi Efektivitas Pemimpin
1.       Faktor-Faktor Kepribadian
2.       Pengharapan dan perilaku atasan
3.       Karakteristik
4.       Kebutuhan tugas
5.       Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan
6.       Harapan dan perilaku rekan
Dari berbagai studi tentang kepemimpinan diketahui ada lima tipe pemimpin, masing-masing dengan ciri-cirinya. Lima tipe itu ialah :
1.     Tipe pemimpin yang otoriter
2.     Tipe paternalistic
3.     Tipe laissez faire
4.     Tipe demokratik
5.     Tipe kharismatik




V.      PENUTUP
Demikian yang dapat penulis sampaikan tentang Kepemimpinan. Penulis menyadari bahwa dalam menyajikan makalah ini sangatlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik serta saran yang membangun sangatlah penulis harapkan demi kebaikan bersama.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih atas segala perhatian beserta partisipasinya dan mohon maaf atas segala kekuranganya. Semoga apa yang kita pelajari dan kita dapatkan kali ini bermanfaat dan mendapat ridho beserta berkah dari Allah. Amien.



[1] Sondang P Siagian, Kiat Meningkatkan Produktifitas Kerja,( Jakarta: Rineka Ilmu, 2009), hlm.62-63.
[2] http://ockymcr-goesgoes.blogspot.com/ Selasa, 13 Mei 2014, 12.57 WIB
[3] Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi, (Bandung: Remaja Rusda Karya, 2010), hlm. 21.
[4]  Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT REMAJA ROSDA KARYA, 2008), hlm.89
[5] Sondang P Siagian, Kiat Meningkatkan Produktifitas Kerja,( Jakarta, Rineka Ilmu, 2009), hlm. 75-81

Tidak ada komentar:

Posting Komentar