MOTIVASI
DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah: Dasar-dasar Managemen Pendidikan
Dosen
Pengampu: Drs. H. Jasuri, M. Si
Disusun
Oleh:
1. Aprilia
Ngabekni Ningsih (123911037)
2. Ayu
Rafika Ulya (123911038)
3. Azimatus
Syarifah (123911039)
4. Dawi
Zulfa Amalia (123911041)
5. Dwi
Mahmudah (123911043)
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
TAHUN
2014
I.
PENDAHULUAN
Manusia sekarang ini hidup dalam suasana penuh
tekanan, maka dibutuhkan suatu dorongan berupa motivasi dari dalam diri maupun
dari lingkungan guna tercapainya suatu tujuan.
Khususnya di dunia pendidikan motivasi sangat
diperlukan, seorang pendidik perlu memberikan dorongan-dorongan positif agar
peserta didik dapat terus berprestasi. Terlepas dari lingkungan formal
(sekolah) pastilah anak-anak mengalami pergaulan dan berinteraksi dengan
lingkungan, dari pergaulan dan lingkungan tersebut anak tidak selalu mendapat
dorongan-dorongan positif. Oleh karenanya seorang pendidik dimana ia juga
menjadi orang tua kedua bagi peserta didik berkewajiban untuk selalu memotivasi
paeserta didik agar anak didiknya melakukan aktivitas belajar dengan baik.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A. Apa pengertian motivasi ?
B. Apa saja macam-macam motivasi ?
C. Apa saja teori-teori motivasi ?
D. Apa tujuan dan fungsi motivasi?
E. Bagaimana cara menumbuhkan motivasi ?
III.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Motivasi
berasal dari kata latin movere yang
berarti dorongan atau menggerakkan. Kata motivasi sering diartikan dalam bentuk
kata kerja atau rangsangan, dorongan yang menyebabkan sesuatu terjadi.[1]
Motivasi juga berasal dari kata motif, dalam bahasa Inggris motive atau motion, lalu motivation,
yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Artinya sesuatu yang
menggerakkan terjadinya tindakan, atau disebut dengan niat.[2]
Kata
“motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam diri subjek untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Maka
motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.[3]
Berikut pengertian motivasi dari beberapa tokoh:
1. Koontz dan Weihrich, bahwa motivasi
sebagai keseluruhan dorongan, keinginan, kebutuhan, dan daya yang sejenis yang
mengarahkan perilaku.
2.
Robbins
mengartikan bahwa motivasi sebagai keinginan untuk mengerahkan sekuat tenaga
agar tercapai tujuan yang terorganisasi, dilakukan melalui kemampuan yang
dimiliki untuk memenuhi kebutuhan individu.
3. Menurut Huffman, Vernoy dan Vernoy
(1995), pengertian motivasi merujuk pada faktor-faktor
yang terdapat dalam diri seseorang (inner
state) yang dapat menggerakkan (generate),
memelihara dan mengarahkan perilaku untuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu.[4]
4. Menurut Mc.Donald, motivasi adalah
perubahan energy dari dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. [5]
B. Macam-macam Motivasi
Berbicara
tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat
bervariasi.
1. Motivasi dilihat dari dasar
pembentukannya.
a. Motif-motif bawaan.
Adalah motif yang di
bawa sejak lahir, jadi motivasi itu tanpa dipelajari. Motif-motif ini sering kali
disebut motif-motif yang diisyaratkan secara biologis. Relevan dengan ini, maka
Arden N. Frandsen memberi istilah jenis motif Physiological drives.
b. Motif-motif yang dipelajari.
Maksudnya motif-motif
yang timbul karena dipelajari. Motif-motif ini sering kali disebut motif-motif
yang diisyaratkan secara sosial. Frandsen mengistilahkan dengan affiliative needs.
Disamping
itu Frandsen, masih menambahkan jenis-jenis motif berikut ini:
a. Cognitive
motives
Motif ini
menunjuk pada gejala intrinsic, yakni
menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual yang berada di dalam diri
manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental.
b. Self-expresion.
Penampilan
diri adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang penting kebutuhan individu itu
tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu
membuat suatu kejadian.
c. Self-enhancement.
Melalui
aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan sisi
seseorang.
2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis.
a.
Motif
atau kebutuhan organis, meliputi kebutuhan untuk minum, bernapas, makan, dan
kebutuhan untuk beristirahat. Ini sesuai dengan jenis motif Physiological drives dari Frandsen .
b. Motif-motif darurat, motivasi jenis ini
muncul karena rangsangan dari luar.
c. Motif-motif objektif, motif-motif ini
muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.
3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah.
Ada beberapa ahli yang
menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua yaitu motivasi jasmaniah dan
rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmani seperti misalnya: refleks, insting
otomatis, nafsu. Sedang yang termasuk motivasi rohani adalah kemauan.
Soal kemauan itu pada setiap diri manusia terbentuk
melalui empat moment, yaitu:
a. Momen timbulnya alasan
b. Momen pilih
c. Momen putusan
d. Momen terbentuknya kemauan
4. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
a. Motivasi intrinsik.
Adalah motif-motif yang
aktif atau fungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar, karena dari dalam diri setiap individu sudah
ada dorongan untuk
melakukan sesuatu.
b. Motivasi ekstrinsik.
Adalah motif-motif yang
aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.[6]
C. Teori-teori Motivasi
1. Menurut teori Keperluan, manusia
termotivasi untuk bertingkah laku adalah kerana ingin memenuhi bermacam-macam
keperluan seperti berikut:
a. Keperluan fizikal, yaitu meliputi keperluan
makan, minum, seks atau kenikmatan dan keselamatan fizikal lainnya. Oleh karena itu sekolah
hendaknya menyediakan persekitaran yang menimbulkan kenikmatan, keamanan secara
fizikal bagi para pelajar, sehingga mereka merasa senang dan nyaman dalam
belajar.
b. Keperluan emosional, yaitu meliputi keperluan
untuk mencapai prestasi dan harga diri. Ini dijadikan dorongan yang memotivasi
dalam belajar dengan cara melibatkan pelajar dalam menentukan tujuan dan
aktivitas untuk mencapai tujuan
belajar. Aktivitas belajar
hendaklah benar-benar bermanfaat bagi pelajar. Tugas-tugas belajar hendaklah
cukup mencabar pelajar untuk berusaha secara maksimum, tidak terlalu mudah dan
tidak pula terlalu sukar. Urutan-urutan aktivitas belajar hendaklah diatur sedemikian
rupa sehingga pelajar benar-benar dapat berhasil dalam belajar, sekalipun dia
adalah pelajar yang lembab. Dalam hal ini guru memperlakukan pelajar dengan
penuh manusiawi dan menghormati
serta menghargai mereka.
c. Keperluan kognitif, yaitu meliputi keperluan
untuk berhasil menciptakan atau memecahkan suatu suasana konflik atau hal-hal
yang saling bertentangan dan keperluan untuk mendapatkan rangsangan. Untuk itu
guru perlu memberi tahu pelajar tentang tujuan pelajaran sehingga mereka
mengetahui keberhasilan yang bagaimana yang diharapkan untuk mereka capai.
Berbagai macam cara penyajian dapat dilaksanakan, seperti melalui teka-teki,
pertanyaan yang mengundang perdebatan atau berbagai pendapat untuk menjawabnya,
memunculkan pandangan-pandangan yang berlawanan atau berbeda atau aneh sehingga
pelajar-pelajar terangsang untuk berfikir dan membahasnya. Menyediakan
rangsangan dengan memberikan maklumat baru dan berkualiti melalui ceramah,
demonstrasi dan perbincangan.[7]
2. Teori Maslow (Teori Kebutuhan-Kebutuhan Manusia)
Teori ini berpijak
pada kenyataan bahwa manusia bergerak karena adanya tuntutan lima kebutuhan,
yaitu:
a. Mewujudkan eksistensi
b. Meraih penghargaan
c. Memenuhi kebutuhan hidup bersosial
d. Keamanan dan keselamatan
e. Kebutuhan Fisiologi
3.
Teori Covey (Teori Keseimbangan)
Teori ini terangkum dalam empat
kebutuhan, yaitu ruh, jasad, akal, dan emosi. Teori ini menegaskan betapa
pentingnya menciptakan keseimbangan dalam memenuhi empat macam kebutuhan itu
dengan semboyan, “Aku harus hidup, mencintai, belajar, dan meninggalkan
pengaruh yang tidak baik”.[8]
D. Tujuan dan fungsi motivasi.
1. Motivasi dilakukan untuk tujuan berikut:
a. Merangsang seseorang untuk bekerja
dengan baik;
b. Mendorong seseorang untuk bekerja lebih
berpresatsi;
c. Mendorong seseorang untuk bekerja dengan
penuh tanggung jawab;
d. Meningkatkan kualitas kerja;
e. Mengembangkan produktivitas kerja;
f. Menaati peraturan yang berlaku;
g. Jera dalam melanggar peraturan;
h. Mengarahkan perilaku untuk melakukan
tujuan;
i. Mempertahankan prestasi kerja dan
bersain secara sportif.
Tujuan-tujuan motivasi tersebut merupankan
bagian dari pengertian motivasi yang sesungguhnya. Dalam organisasi pendidikan,
motivasi kerja sangat dibutuhkan demi kelancaran penyelenggaraan proses
pembelajaran dan sebagainya.[9]
2. Fungsi motivasi
Di
dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi sangat diperlukan. Dengan
motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat
mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Menurut Sardiman A.M. dalam bukunya yang berjudul “interaksi dan motivasi
belajar-mengajar”,
ada tiga fungsi dari motivasi yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi
sebagai penggerak dari setiap gerakan yang akan dilakukan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah
tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan
perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna encapai tujuan,
dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
E. Cara menumbuhkan motivasi.
Ada
beberapa bentuk atau cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.
1. Memberi
angka
Angka
dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Angka-angka yang
baik itu bagi para peserta didik merupakan motivasi yang sangat kuat.
2. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu
demikian. Karena hadiah untuk suatau pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi
seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan
tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik
mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa yang tidak memiliki bakat
menggambar.
3. Saingan/Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun
persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur
persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau perdagangan,
tetapi justru sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan
harga diri, adalah sebagai salah bentuk motivasi yang cukup penting.
5. Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giata belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh
karena itu, memberi ulangan ini juga termasuk memberi motivasi.
6. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan
mendorong siswa untuk lebih giat belejar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil
belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar,
dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan
baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang
baik.
8. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara
tepat dan bijak bisa menjadi alat
motivasi.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesenjangan, ada maksud untuk
belajar. Hal ini akan lebih baiak, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan
yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang
ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih
baik.
10. Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah
kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan
berjalan lancar kalau disertai dengan minat.
11. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan
alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan mamahami tujuan yang harus
dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul
gairah untuk terus belajar.[10]
Adapun Teknik Memotivasi siswa sebagai berikut:
1.
Berpikiran positif. Ketika mengkritik orang lain, maka kritiklah dengan
bijaksana. Jangan mengkritik cara kerja orang lain kalau kita sendiri tidak
mampu memberi contoh terlebih dahulu.
2.
Menciptakan perubahan yang kuat. Adanya kemauan yang kuat untuk mengubah
situasi oleh diri sendiri. Mengubah perasaan tidak mampu menjadi mampu, tidak
mau menjadi mau. Kata, “Saya juga bisa” dapat membantu meningkatkan motivasi
berprestasi.
3.
Membangun harga diri. Banyak kelebihan kita sendiri dan orang lain yang
tidak kita hargai padahal penghargaan merupakan salah satu bentuk teknik
memotivasi.
4.
Menetapkan pelaksanaan. Ungkapkan dengan jelas, bagaimana cara kerja yang
benar, tindakan yang dapat membantu, dan hargai dengan tulus.
5.
Membangkitkan orang lemah menjadi kuat. Buktikan bahwa mereka sudah
berhasil, dan dinyatakan bahwa akan membantu yang mereka butuhkan. Binalah
keberanian, kerja keras, bersedia belajar dari orang lain.
6.
Membasmi sikap menunda-nunda. Hilangkan sikap menunda-nunda dengan alasan
pekerjaan aitu terlalu sulit dan segeralah untu memulai.[11]
IV.
KESIMPULAN
Motivasi adalah proses yang
memberi arah, semangat dan kegigihan perilaku. Artinya menjadikan perilaku atau
dalam hal ini anak didik menjadi termotivasi untuk belajar. Dalam hal ini
peranan guru sangat diperlukan, mengingat guru sebagai motivator yang sangat
memberikan dampak yang besar bagi siswanya.
Motivasi mempunyai peranan
penting dalam proses belajar mengajar antara guru dan siswanya. Ada beberapa
jenis motivasi yang dapat menjadikan seseorang itu termotivasi dan motivasi
jugalah yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anak-anak. Oleh karena itu
motivasi memiliki kedudukan yang penting dalam mewujudkan tercapainya tujuan
pendidikan.
V.
PENUTUP
Demikian makalah ini kami susun
dengan segala keterbatasan. Oleh sebab itu kami membutuhkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca untuk perbaikan makalah selanjutnya.
Terimakasih atas perhatian pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat.
[1] Sudarwan Danim, Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan tranformasional
Kekepala sekolahan,
(Jakarta:
PT RINEKA CIPTA, 2009), hal.30
[2] Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hal.271
[3] Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hal.73
[4]Sudarwan Danim,
Suparno, Manajemaen dan Kepemimpinan Tranformasional
Kekepalasekolahan, (Jakarta:
PT Rineka
Cipta,
2009), hal.33
[6] Sardiman
A.M., Interaksi
dan Motivasi
Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010),
hal.86-91
[7] http//www:motivasi/motivasi%20dalam%20belajar.htm. Diunduh
pada hari Rabu, 26 Maret 2014 pukul 18.30 WIB
[8] Isjoni, Managemen Kepemimpinan Dalam Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2007), hal. 109
[9] Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hal.272
[10] Sardiman
A.M., Interaksi
dan Motivasi
Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), hal. 92-95
Tidak ada komentar:
Posting Komentar