Sabtu, 11 Oktober 2014

motivasi dalam pendidikan





MOTIVASI DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Dasar-dasar Managemen Pendidikan
Dosen Pengampu: Drs. H. Jasuri, M. Si







Disusun Oleh:
1.     Aprilia Ngabekni Ningsih    (123911037)
2.     Ayu Rafika Ulya                   (123911038)
3.     Azimatus Syarifah                (123911039)
4.     Dawi Zulfa Amalia               (123911041)
5.     Dwi Mahmudah                    (123911043)
                                                                                               
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
TAHUN 2014




I.                PENDAHULUAN
Manusia sekarang ini hidup dalam suasana penuh tekanan, maka dibutuhkan suatu dorongan berupa motivasi dari dalam diri maupun dari lingkungan guna tercapainya suatu tujuan.
Khususnya di dunia pendidikan motivasi sangat diperlukan, seorang pendidik perlu memberikan dorongan-dorongan positif agar peserta didik dapat terus berprestasi. Terlepas dari lingkungan formal (sekolah) pastilah anak-anak mengalami pergaulan dan berinteraksi dengan lingkungan, dari pergaulan dan lingkungan tersebut anak tidak selalu mendapat dorongan-dorongan positif. Oleh karenanya seorang pendidik dimana ia juga menjadi orang tua kedua bagi peserta didik berkewajiban untuk selalu memotivasi paeserta didik agar anak didiknya melakukan aktivitas belajar dengan baik.

II.              RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian motivasi ?
B.    Apa saja macam-macam motivasi ?
C.    Apa saja teori-teori motivasi ?
D.    Apa tujuan dan fungsi motivasi?
E.     Bagaimana cara menumbuhkan motivasi ?

III.            PEMBAHASAN
A.    Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Kata motivasi sering diartikan dalam bentuk kata kerja atau rangsangan, dorongan yang menyebabkan sesuatu terjadi.[1] Motivasi juga berasal dari kata motif, dalam bahasa Inggris motive atau motion, lalu motivation, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Artinya sesuatu yang menggerakkan terjadinya tindakan, atau disebut dengan niat.[2]
Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam diri subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.[3]
Berikut pengertian motivasi dari beberapa tokoh:
1.   Koontz dan Weihrich, bahwa motivasi sebagai keseluruhan dorongan, keinginan, kebutuhan, dan daya yang sejenis yang mengarahkan perilaku.
2.   Robbins mengartikan bahwa motivasi sebagai keinginan untuk mengerahkan sekuat tenaga agar tercapai tujuan yang terorganisasi, dilakukan melalui kemampuan yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan individu.
3.   Menurut Huffman, Vernoy dan Vernoy (1995), pengertian motivasi merujuk pada faktor-faktor yang terdapat dalam diri seseorang (inner state) yang dapat menggerakkan (generate), memelihara dan mengarahkan perilaku untuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu.[4]
4.   Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energy dari dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. [5]

B.    Macam-macam Motivasi
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi.

1.     Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
a.      Motif-motif bawaan.
Adalah motif yang di bawa sejak lahir, jadi motivasi itu tanpa dipelajari. Motif-motif ini sering kali disebut motif-motif yang diisyaratkan secara biologis. Relevan dengan ini, maka Arden N. Frandsen memberi istilah jenis motif Physiological drives.
b.     Motif-motif yang dipelajari.
Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Motif-motif ini sering kali disebut motif-motif yang diisyaratkan secara sosial. Frandsen mengistilahkan dengan affiliative needs.
Disamping itu Frandsen, masih menambahkan jenis-jenis motif berikut ini:
a.      Cognitive motives
Motif ini menunjuk pada gejala intrinsic, yakni menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual yang berada di dalam diri manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental.
b.     Self-expresion.
Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian.
c.      Self-enhancement.
Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan sisi seseorang.
2.     Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis.
a.     Motif atau kebutuhan organis, meliputi kebutuhan untuk minum, bernapas, makan, dan kebutuhan untuk beristirahat. Ini sesuai dengan jenis motif Physiological drives dari Frandsen .
b.     Motif-motif darurat, motivasi jenis ini muncul karena rangsangan dari luar.
c.      Motif-motif objektif, motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.
3.     Motivasi jasmaniah dan rohaniah.
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua yaitu motivasi jasmaniah dan rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmani seperti misalnya: refleks, insting otomatis, nafsu. Sedang yang termasuk motivasi rohani adalah kemauan.
            Soal kemauan itu pada setiap diri manusia terbentuk melalui empat moment, yaitu:
a.      Momen timbulnya alasan
b.     Momen pilih
c.      Momen putusan
d.     Momen terbentuknya kemauan
4.     Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
a.      Motivasi intrinsik.
Adalah motif-motif yang aktif atau fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dari dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b.     Motivasi ekstrinsik.
Adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.[6]

C.    Teori-teori Motivasi
1.     Menurut teori Keperluan, manusia termotivasi untuk bertingkah laku adalah kerana ingin memenuhi bermacam-macam keperluan seperti berikut:
a.      Keperluan fizikal, yaitu meliputi keperluan makan, minum, seks atau kenikmatan dan keselamatan fizikal lainnya. Oleh karena itu sekolah hendaknya menyediakan persekitaran yang menimbulkan kenikmatan, keamanan secara fizikal bagi para pelajar, sehingga mereka merasa senang dan nyaman dalam belajar.
b.     Keperluan emosional, yaitu meliputi keperluan untuk mencapai prestasi dan harga diri. Ini dijadikan dorongan yang memotivasi dalam belajar dengan cara melibatkan pelajar dalam menentukan tujuan dan aktivitas untuk mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar hendaklah benar-benar bermanfaat bagi pelajar. Tugas-tugas belajar hendaklah cukup mencabar pelajar untuk berusaha secara maksimum, tidak terlalu mudah dan tidak pula terlalu sukar. Urutan-urutan aktivitas belajar hendaklah diatur sedemikian rupa sehingga pelajar benar-benar dapat berhasil dalam belajar, sekalipun dia adalah pelajar yang lembab. Dalam hal ini guru memperlakukan pelajar dengan penuh manusiawi dan menghormati serta menghargai mereka.
c.      Keperluan kognitif, yaitu meliputi keperluan untuk berhasil menciptakan atau memecahkan suatu suasana konflik atau hal-hal yang saling bertentangan dan keperluan untuk mendapatkan rangsangan. Untuk itu guru perlu memberi tahu pelajar tentang tujuan pelajaran sehingga mereka mengetahui keberhasilan yang bagaimana yang diharapkan untuk mereka capai. Berbagai macam cara penyajian dapat dilaksanakan, seperti melalui teka-teki, pertanyaan yang mengundang perdebatan atau berbagai pendapat untuk menjawabnya, memunculkan pandangan-pandangan yang berlawanan atau berbeda atau aneh sehingga pelajar-pelajar terangsang untuk berfikir dan membahasnya. Menyediakan rangsangan dengan memberikan maklumat baru dan berkualiti melalui ceramah, demonstrasi dan perbincangan.[7]
2.     Teori Maslow (Teori Kebutuhan-Kebutuhan Manusia)
Teori ini berpijak pada kenyataan bahwa manusia bergerak karena adanya tuntutan lima kebutuhan, yaitu:
a.      Mewujudkan eksistensi
b.     Meraih penghargaan
c.      Memenuhi kebutuhan hidup bersosial
d.     Keamanan dan keselamatan
e.      Kebutuhan Fisiologi
3. Teori Covey (Teori Keseimbangan)
                 Teori ini terangkum dalam empat kebutuhan, yaitu ruh, jasad, akal, dan emosi. Teori ini menegaskan betapa pentingnya menciptakan keseimbangan dalam memenuhi empat macam kebutuhan itu dengan semboyan, “Aku harus hidup, mencintai, belajar, dan meninggalkan pengaruh yang tidak baik”.[8]

D.    Tujuan dan fungsi motivasi.
1.     Motivasi dilakukan untuk tujuan berikut:
a.   Merangsang seseorang untuk bekerja dengan baik;
b.     Mendorong seseorang untuk bekerja lebih berpresatsi;
c.      Mendorong seseorang untuk bekerja dengan penuh tanggung jawab;
d.     Meningkatkan kualitas kerja;
e.      Mengembangkan produktivitas kerja;
f.      Menaati peraturan yang berlaku;
g.     Jera dalam melanggar peraturan;
h.     Mengarahkan perilaku untuk melakukan tujuan;
i.       Mempertahankan prestasi kerja dan bersain secara sportif.
Tujuan-tujuan motivasi tersebut merupankan bagian dari pengertian motivasi yang sesungguhnya. Dalam organisasi pendidikan, motivasi kerja sangat dibutuhkan demi kelancaran penyelenggaraan proses pembelajaran dan sebagainya.[9]


2.     Fungsi motivasi
Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
            Menurut Sardiman A.M. dalam bukunya yang berjudul interaksi dan motivasi belajar-mengajar, ada tiga fungsi dari motivasi yaitu:
a.      Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak dari setiap gerakan yang akan dilakukan.
b.      Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c.      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna encapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

E.    Cara menumbuhkan motivasi.
Ada beberapa bentuk atau cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.
1.     Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Angka-angka yang baik itu bagi para peserta didik merupakan motivasi yang sangat kuat.
2.     Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatau pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar.
3.     Saingan/Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau perdagangan, tetapi justru sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.
4.     Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah bentuk motivasi yang cukup penting.
5.     Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giata belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga termasuk memberi motivasi.
6.     Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belejar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7.     Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
8.     Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak  bisa menjadi alat motivasi.
9.     Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesenjangan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baiak, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
10.  Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.
11.  Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan mamahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.[10]
Adapun Teknik Memotivasi siswa sebagai berikut:
1.   Berpikiran positif. Ketika mengkritik orang lain, maka kritiklah dengan bijaksana. Jangan mengkritik cara kerja orang lain kalau kita sendiri tidak mampu memberi contoh terlebih dahulu.
2.   Menciptakan perubahan yang kuat. Adanya kemauan yang kuat untuk mengubah situasi oleh diri sendiri. Mengubah perasaan tidak mampu menjadi mampu, tidak mau menjadi mau. Kata, “Saya juga bisa” dapat membantu meningkatkan motivasi berprestasi.
3.   Membangun harga diri. Banyak kelebihan kita sendiri dan orang lain yang tidak kita hargai padahal penghargaan merupakan salah satu bentuk teknik memotivasi.
4.   Menetapkan pelaksanaan. Ungkapkan dengan jelas, bagaimana cara kerja yang benar, tindakan yang dapat membantu, dan hargai dengan tulus.
5.   Membangkitkan orang lemah menjadi kuat. Buktikan bahwa mereka sudah berhasil, dan dinyatakan bahwa akan membantu yang mereka butuhkan. Binalah keberanian, kerja keras, bersedia belajar dari orang lain.
6.   Membasmi sikap menunda-nunda. Hilangkan sikap menunda-nunda dengan alasan pekerjaan aitu terlalu sulit dan segeralah untu memulai.[11]

IV.            KESIMPULAN
Motivasi adalah proses yang memberi arah, semangat dan kegigihan perilaku. Artinya menjadikan perilaku atau dalam hal ini anak didik menjadi termotivasi untuk belajar. Dalam hal ini peranan guru sangat diperlukan, mengingat guru sebagai motivator yang sangat memberikan dampak yang besar bagi siswanya.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar antara guru dan siswanya. Ada beberapa jenis motivasi yang dapat menjadikan seseorang itu termotivasi dan motivasi jugalah yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anak-anak. Oleh karena itu motivasi memiliki kedudukan yang penting dalam mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan.

V.              PENUTUP

Demikian makalah ini kami susun dengan segala keterbatasan. Oleh sebab itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk perbaikan makalah selanjutnya. Terimakasih atas perhatian pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat.



[1] Sudarwan Danim, Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan tranformasional Kekepala sekolahan, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2009), hal.30
[2] Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hal.271
[3] Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hal.73
[4]Sudarwan Danim, Suparno, Manajemaen dan Kepemimpinan Tranformasional Kekepalasekolahan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hal.33
Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hal.73
[6] Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hal.86-91
[7] http//www:motivasi/motivasi%20dalam%20belajar.htm. Diunduh pada hari Rabu, 26 Maret 2014 pukul 18.30 WIB
[8] Isjoni, Managemen Kepemimpinan Dalam Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007), hal. 109
[9] Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hal.272
[10] Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), hal. 92-95

[11] Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2008), hlm. 267

Tidak ada komentar:

Posting Komentar