Jumat, 07 November 2014

contextual teaching and learning



I.                PENDAHULUAN
Dalam pembelajaran siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya dalam status apa yang mereka pelajari berguna bagi kepentingan hidupnya nanti. Dengan begitu memosisikan sebagai diri sendiri yang memerluka suatu bekal untuk hidupnya nanti. Siswa mempwlajari apa yang bermanfaat bagi diri sendiri dan berupaya untuk  menggapainya . dalam upaya itu, mereka memerlukan seorang guru.
Di dalam strategi pembelajaran pendekatan konstektual (CTL). Dalam pembelajaran tugas guru adalah membantu siswa untuk mencapai tujuannya. Maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan suatu yang baru bagi siswa.
Kontekstual hanya sebagai strategi pembelajaran, seperti halnya strategi pembelajaran yang lain, kontekstual dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna. Pendekatan konsektual dapat dijalankan tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada.

II.              RUMUSAN MASALAH
A.    Pengertian CT L (Contextual Teaching and Learning) ?
B.    Komponen Utama Pembelajaran CT L (Contextual Teaching and Learning) ?
C.    Karakteristik Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) ?
D.    Pendekatan kontektual CTL (Contextual Teaching and Learning) ?
E.     Kelebihan & Kekurangan CTL (Contextual Teaching and Learning)?

III.            PEMBAHASAN
A.    Pengertian CTL (Contextual Teaching and Learning)
Contextual Teaching and Learning merupakan suatu proses pembelajaran holistik yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna (meaningfull) yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi, maupun kultural. Sehingga peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang dapat diaplikasikan dan ditransfer dari satu konteks permasalahan yang satu ke permasalahan lainnya.

B.    Komponen Utama Pembelajaran CTL
Beberapa komponen yang ada di dalam metode Contextual Teaching and Learning adalah sebagai berikut :
1.       Kontruktivisme (Constructivisem)
Contextual Teaching and Learning dibangun dalam landasan konstruktivisme yang memiliki anggapan bahwa pengetahuan dibangun peserta didik secara sedikit demi sedikit (incremental) dan hasilnya diperluas melalui konteks terbatas. [1]
Siswa perlu untuk dibiasakan untuk memecahkan suatu permasalahan, menemukan suatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa.
 Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan kepada siswa di benak mereka sendiri. Esensi dari teori konstuktivisme adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentrasformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi-informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar itu, pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi, bukan menerima pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan bukan guru.[2]
2.       Menemukan (Inquiry)
Proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik merupakan proses menemukan (inquiry) terhadap sejumlah pengetahuan dan ketrampilan. Proses inquiry terdiri atas :
a.     Pengamatan (Observation)
b.     Bertanya (Questioning)
c.      Mengajukan Dugaan (Hipotesis)
d.     Pengumpulan data (Data gethering)
e.      Penyimpulan (Conclusion)
3.       Bertanya (Questioning)
Pembelajaran yang dilakukan peserta didik diawali dengan proses bertanya. Proses bertanya yang dilakukan peserta didik sebenarnya merupakan proses berpikir yang dilakukan peserta didik dalam rangka memecahkan masalah dalam kehidupannya.
Proses bertanya begitu berarti dalam rangka :
a.      Membangun perhatian
b.     Membangun minat
c.      Membangun motivasi
d.     Membangun sikap
e.      Membangun rasa keingintahuan
f.      Membangun interaksi antar siswa dengan siswa
g.     Membangkitkan interaksi antara siswa dan guru.
h.     interaksi antara siswa dengan lingkungannya secara kontekstual
i.       Membangun lebih banyak lagi pertanyaan yang dilakukan siswa dalam rangka menggali dan menemukan lebih banyak informasi dan ketrampilan yang diperoleh oleh peserta didik.
4.       Masyarakat Belajar
Konsep learning comunity menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. hasil belajar diperoleh dari sharing antara teman, antar kelompok dan antara yang tahu ke yang belum tahu.
Dalam kelas CTL guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok belajar. Kelompok siswa bisa sangat bervariasi bentuknya baik keanggotaan, jumlah, bahkan bisa melibatkan siswa dikelas atasnya atau guru mengadakan kolaborasi dengan mendatangkan seorang ahli dalam kelas.
Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah. Antara seorang guru dengan siswanya, seorang guru mengajar siswanya bukanlah contoh masyarakat mengajar. Dalam masyarakat balajar yang belajar hanya siswa bukan guru. Dalam masyarakat belajar terbagi menjadi dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam masyarakat belajar memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus meminta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya.[3]
5.       Pemodelan (Modeling)
Proses pembelajaran akan lebih berarti jika didukung dengan adanya pemodelan yang dapat ditiru, baik yang bersifat kejiwaan maupun yang bersifat fisik yang berkaitan dengan cara untuk mengoperasikan sesuatu aktivitas, cara untuk menguasai pengetahuan atau ketrampilan tertentu.
6.       Refleksi (Reflection)
Refleksi dalam pembelajaran adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajarinya atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan atau dipelajarinya dimasa lalu. Refleksi pembelajaran merupakan respons terhadap aktivitas atau pengetahuan dan ketrampilan yang baru diterima dari proses pembelajaran. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru. Struktur pengetahun yang baru ini merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya.  Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahun yang baru diterima.
Pada kegiatan pembelajaran, refleksi dilakukan oleh seorang guru pada akhir pembelajaran. Guru menyisakan waktu sejenak agar siswa dapat melakukan refleksi yang realisasinya dapat berupa :
a.      Pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperoleh  pada pembelajaran yang baru saja dilakukan.
b.     Catatan atau jurnal di buku siswa.
c.      Kesan dan saran mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.
7.       Penilaian yang sebenarnya ( Authentic Assessment)
Penialaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran mengenai perkembangan belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis CTL, gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil.[4]

C.    Karakteristik Pembelajaran CTL
Karakteristik Contextual Teaching Learning adalah sebagai berikut :
a.      Kerja sama antar peserta didik dan guru (cooperative)
b.     Saling membantu antar peserta didik dan guru (assist)
c.      Belajar dengan bergairah (enjoyfull learning)
d.     Pembelajaran terintegrasi secara kontekstual.
e.      Menggunakan multimedia dan sumber belajar.
f.      Cara belajar siswa aktif (student active learning)
g.     Sharing bersama teman (take and give)
h.     Siswa kritis dan guru kreatif
i.       Dinding kelas dan lorong kelas penuh dengan karya siswa.
j.       Laporan siswa bukan hanya buku rapor, tetapi juga hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa dan sebagainya.[5]

D.    Pendekatan Kontektual CTL
                 
Beberapa pendekatan yang digunakan dalam metode Contextual Teaching Learning adalah sebagai berikut :
1.     Problem-Based Learning
Problem-Based Learning, yaitu pendekatan yang menggunakan masalah nyata sebagai suatu konteks sehingga peserta didik dapat belajar berpikir kritis dalam melakukan pemecahan masalah yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan atau konsep yang esensial dari bahan pelajaran.
2.     Authentic Instruction
Authentic Instruction yaitu pendekatan pembelajaran yang memperkenankan peserta didik mempelajari konteks kebermaknaan melalui pengembangan ketrampilan berpikir dan melakukan pemecahan masalah didalam konteks kehidupan nyata.
3.     Inquiry-Based Learning
Inquiry-Based Learning, yaitu pendekatan pembelajaran dengan mengikuti metodologi sains dan memberi kesempatan untuk pembelajaran bermakna.
4.     Project-Based Learning
Project-Based Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang memperkenankan peserta didik untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruksi pembelajarannya (pengetahuan dan ketrampilan baru), dan mengkulminasikannya dalam produk nyata.
5.     Work-Based Learning
Work-Based Learning , yaitu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari bahan ajar dan menggunakannya kembali ditempat kerja.
6.     Service Learning
Service Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu penerapan praktis dari pengetahuan baru dan berbagai ketrampilan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui tugas terstruktur dan kegiatan lainnya.
7.     Cooperative Learning
Cooperative Learning, yaitu pendekatan pembelajran yang menggunakan kelompok kecil peserta didik untuk bekerja sama dalam rangka mengoptimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.[6]

E.    Kelebihan & Kekurangan Contextual Teaching and Learning
Kelebihan CTL:
1.     Belajar menjadi lebih bermakana dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.
2.     Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumpuhkan penguatan konsep kepada siswa karena pembelajaran CTL menganut aliran kontruktinisme: dimana seorang siswa diharapkan belajar melalui “ mengalami” bukan “ menghafal”.
Kekurangan CTL:
1)     Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam CTL guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi
2)     Tugas guru mengelola sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. [7]


IV.            KESIMPULAN
Contextual Teaching and Learning adalah pembelajarkan untuk peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna (meaningfull) yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata.
Beberapa komponen yang ada di dalam metode Contextual Teaching and Learning adalah Kontruktivisme (Constructivisem), . Menemukan (Inquiry), Bertanya (Questioning) ,  Masyarakat Belajar,   Pemodelan (Modeling), Refleksi (Reflection), Penilaian yang sebenarnya ( Authentic Assessment), Penilaian yang sebenarnya ( Authentic Assessment) .
Beberapa pendekatan yang digunakan dalam metode Contextual Teaching Learning adalah
a)     Problem-Based Learning
b)     Authentic Instruction
c)     Inquiry-Based Learning
d)     Project-Based Learning
e)     Work-Based Learning
f)      Service Learning
g)     Cooperative Learning

V.              PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami buat, kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk kebaikan untuk selanjutnya. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca


[1]Nanang Hanafiah, Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung, Aditama, 2012, hlm.67
[2] Yatim Riyanto, Paradigma baru pembelajaran, (Jakarta : PT. Kencana Prenada Media Group, 2010). Hlm. 169.
[3]  Yatim Riyanto, Paradigma baru pembelajaran, (Jakarta : PT. Kencana Prenada Media Group, 2010). Hlm. 172-173.

[4] Nanang Hanafiah, Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung, Aditama, 2012, hlm.75.

[5]Nanang Hanafiah, Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung, Aditama, 2012, hlm.69.

[6] Nanang Hanafiah, Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung, Aditama, 2012, hlm.71.

               [7]http://arlinaagung.wordpress.com/tugas-internet-desaing-dan-web/artikel-metode-pembelajaran-ctl/ di unduh tanggal: 30 Mei 2014, pukul: 14.30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar