Selasa, 14 Oktober 2014

Rancangan Pengembangan Media Model





RANCANGAN PENGEMBANGAN MEDIA MODEL
I.              PENDAHULUAN
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan, sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal.
Suatu pembelajaran akan berjalan dengan lancer apabila antara pendidik dan peserta didik bisa mengikutinya dengan baik. Untuk itu, pendidik dalam menyampaikan materi tidak hanya dengan model ceramah saja. Karena dengan menggunakan model seperti itu saja, kemungkinan besar peserta didik akan merasa jenuh. Maka dari itu, diperlukan metode lain dalam pembelajaran tersebut. Diantaranya dengan menggunakan media-media seperti media audio, media visual, media audio-visual, media model, dan lain-lain. Dalam makalah ini kami akan membahas salah satu media pembelajaran dengan menggunakan model yang memungkinkan siswa dapat lebih mudah untuk memahami suatu materi tersebut.

II.            PEMBAHAS AN
A.  Pengertian Rancangan Pengembangan Media Model
Media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.[1]
Model (tiruan benda-benda) adalah bentuk tiruan dari suatu benda asli yang karena sesuatu sebab tidak dapat ditunjukkan aslinya.[2]


Jadi, rancangan pengembangan media model adalah sesuatu yang telah dirancang sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan atau materi-materi pelajaran dalam bentuk tiruan dari suatu benda asli sebab tidak dapat ditunjukkan aslinya. Misalnya: karena benda terlalu besar, terlalu kecil, rumit, tempatnya terlalu jauh, dan sebagainya.[3]

B.   Macam-macam Media Model
1.     Model irisan, misalnya: irisan kulit bumi, lapisan tanah, lapisan pohon, dan sebagainya.
Berikut salah satu gambar dari contoh model irisan: irisan kulit bumi (dalam pembelajaran bukan dibawakan gambarnya namun bentuk tiruan dari irisan tersebut) :
2.     Model penampang, misalnya: penampang daun, penampang pesawat terbang.
Berikut salah satu gambar dari contoh model penampang: penampang pesawat terbang (dalam pembelajaran bukan dibawakan gambarnya namun bentuk tiruan dari penampang tersebut):
3.     Model memperkecil/memperbesar, misalnya: miniatur candi, model atom, molekul, sel, dan sebagainya.
Berikut salah satu gambar dari contoh model memperkecil/memperbesar: miniatur candi (dalam pembelajaran bukan dibawakan candinya namun bentuk tiruan dalam bentuk minatur):
4.     Model utuh, misalnya: model berbagai buah-buahan yang ukurannya kurang lebih sama dengan aslinya.
5.     Model susunan, misalnya: susunan tubuh manusia yang dapat dipasang dan dilepas.
6.     Model gambar, misalnya: peta, gambar-gambar pahlawan, atau gambar-gambar yang lain.
Berikut salah satu gambar dari contoh model gambar: gambar peta (dalam pembelajaran dibawakan gambarnya agar peserta didik lebih faham akan letak dari suatu daerah tertentu):
7.     Model globe, yakni berupa tiruan bumi dalam skala kecil.[4]

C.  Pengembangan Media Model
Konsep model yang ingin disampaikan kepada peserta didik dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti miniatur, globe, peta, dan lain-lain. Miniatur menghasilkan ilustrasi yang hamper sama dengan suatu objek tertentu.  Globe menghasilkan ilustrasi yang hamper menyamai kenyataan dari bumi. Peta menghasilkan gambaran dari bumi.


Keberhasilan penggunaan media model ditentukan oleh kualitas dan efektivitas dari bahan-bahan model yang dibuat. Hal ini dapat dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul, merencanakannya dengan seksama, dan menggunakan teknik-teknik dasar yang sesuai.
Tatanan elemen-elemen itu harus dapat menampilkan model yang dapat dimengerti dan dapat menarik perhatian peserta didik sehingga model tersebut mampu menyampaikan pesan yang diinginkan oleh pendidik.
Dalam proses penataan itu harus diperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu, antara lain: prinsip kesederhanaan, keterpaduan, dan penekanan.
Kesederhanaan,
Secara umum, kesederhanaan itu mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu model. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan peserta didik menangkap dan memahami pesan yang disajikan. Pesan atau informasi yang panjang atau rumit harus dibagi-bagi dalam beberapa bahan model yang mudah dipahamioleh peserta didik.
Keterpaduan,
Keterpaduan mengacu kepada hubungan yang terdapat di antara elemen-elemen suatu model yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai bentuk menyeluruh yang dapat dikenal dan dapat membantu pemahaman pesan atau informasi yang dikandungnya.
Penekanan,
Meskipun penyajian suatu model dirancang sesederhana mungkin, seringkali konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat perhatian peserta didik.[5]



                   IV.    KESIMPULAN
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa Rancangan Pengembangan Media Model adalah sesuatu yang telah dirancang sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan atau materi-materi pelajaran dalam bentuk tiruan dari suatu benda asli sebab tidak dapat ditunjukkan aslinya.
Macam-macam media model ada 10, yaitu:
1.     Model irisan.
2.     Model penampang.
3.     Model memperkecil/memperbesar.
4.     Model utuh.
5.     Model susunan.
6.     Model gambar.
7.     Model globe.
Dalam mengembangkan media model perlu diperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu, antara lain: prinsip kesederhanaan, keterpaduan, dan penekanan.

              V.    PENUTUP
Demikianlah makalah Rancangan Pengembangan Media Model yang kami susun. Semoga dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita tentang Media Pembelajaran. Kritik dan saran yang membangun dari pihak pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.


[1]AzharArsyad, MEDIA PEMBELAJARAN, Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2007, hlm. 4.
[2]Ahmad Rohani, MEDIA INSTRUKSIONAL EDUKATIF, Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 1997, hlm. 19.
[3]Ahmad Rohani, MEDIA INSTRUKSIONAL EDUKATIF, Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 1997, hlm. 19.
[4]Ahmad Rohani, MEDIA INSTRUKSIONAL EDUKATIF, Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 1997, hlm. 20.
[5]AzharArsyad, MEDIA PEMBELAJARAN, Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2007, hlm. 107-109.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar